Ini hanya sebuah pertanyaan sepele dari seorang ibu beranak dua yang masih cetek banget ilmu agamanya.
Pernah sesekali saya bersama beberapa teman ingin mengadakan kajian. Niat baik kami ini ternyata tidak mudah. Kesulitan nomer satu adalah mencari pembicara yang free di tanggal tertentu. Kesulitan nomer dua yaitu mencari lokasi yang available di tanggal tersebut. Kesulitan nomer tiga… Ngg, kasih tau gak ya?
Yah, namanya juga ibu-ibu dengan dana terbatas, cukup kaget ketika kami dihadapkan pada kenyataan bahwa harus membayar sekian ratus ribu, bahkan ada yang sampai tujuh digit rupiah, untuk “booking” aula utama sebuah masjid. Belum lagi harus membayar fee ustadz/ah, walaupun memang ustadz/ah tersebut tidak pernah menyebutkan nominalnya. Niat baik kami terantuk pada sebuah kendala: duit darimana, Bu? Dan kendala ini bukan cuma 1-2 kali, tapi hampir setiap kali ingin mengadakan kajian, masalahnya ya itu lagi itu lagi.
Kalau sudah begini, misalkan nih ya misalkan, ada seseorang yang berbaik hati menawarkan sebuah lokasi untuk kami mengadakan kajian secara free, gimana? Anggaplah tempatnya di ballroom sebuah hotel. Secara FREE! Gimana? Terima gak?
Pertanyaannya kembali lagi: Apakah sebuah kajian hanya boleh diadakan di sebuah masjid? Dimana kita tahu bahwa Nabi sendiri menyebutkan bahwa tempat terbaik adalah masjid. Nah, boleh gak kajian diadakan di sebuah hotel?
—
Postingan ini ditulis karena gatel, membaca sebuah post di media sosial yang sepertinya mendiskreditkan kajian di hotel itu tidak pantas dan hanya untuk horang-horang kayah. Padahal mah gak gitu semua kali…